Senin, 27 Maret 2017

Lanjutan Project Dua

Lanjutan Project Dua

#TantanganHarike5
#gamelevel3
#myfamilymyteam
#kelasbunsayIIP
#melatihkecerdasananak

Setelah kemarin eksekusi hari pertama pada project kedua, maka hari ini adalah eksekusi lanjutan. Seru. Itu yang saya rasakan. Haikal masih semangat menjadi pimpinan project dan dia masih menyebut kegiatan ini dengan sebutan mencangkul. Meski hanya beberapa bibit yang ditanam, namun melihat antusias Haikal sungguh membuat saya bahagia. Dia bertanggung jawab pada tugasnya sebagai kapten dengan baik.
Hari ini, media tanam sudah siap diisi tanah. Dengan semangat Haikal memasukkan tanah ke dalam pot. Pot disiapkan untuk menanam benih.


 Saya membantu menyiapkan benih dan abahnya mendampingi tugas Haikal.
Yang pertama ditanam adalah bawang. Dengan kemampuan seadanya Haikal menanam bawang merah langsung di tanah (tidak pakai pot). Setelah benih saya siapkan, Haikal membagi dua benih ke dalam dua pot. Pertama benih cabe dan rawit, yang kedua benih tomat.

Alhamdulillah selesai dengan baik.
Sore harinya, Haikal mulai menyiram kebun mininya. Masih dengan semangat yang tinggi.

Senang sekali hari ini, bisa mengeksplore kegiatan keluarga. Ada tujuan ada rencana, untuk hasil jangka panjang.

Minggu, 26 Maret 2017

Eksekusi Pertama Proyek Kedua

EKSEKUSI PERTAMA PROYEK KEDUA

#tantanganharike4
#gamelevel3
#myfamiliymyteam
#kuliahbunsayIIP
#melatihkecerdasananak

Pagi-pagi sekali, Haikal sang pimpro sudah memanggil-manggil saya. “ummi ayo nyangkul, ayo nyangkul” katanya. Kenapa pikirannya jadi nyangkul. Mungkin maksudnya berkebun. Dia tampak antusias efek dari family forum kemarin. Qodarullah, pagi ini saya dilanda sakit, jadi tak bisa bergegas untuk segera memulai proyek kedua. Karena Haikal sudah sangat semangat, saya pun harus segera menanggapinya, sebab kemarin pun dalam family forum saya sangat semangat berdiskusi. Hasilnya, Haikal pun sepertinya sudah tidak sabar menggarap kebun mininya.
Team kami, masih sama seperti di proyek pertama, bedanya ada pada pimpro, kali ini Haikal yang menjadi kapten dan mendominasi semua pekerjaan. Hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan lahan mini dari rumput-rumput liar. Dengan alat seadanya Haikal mulai mancabut rumput-rumput. Saya pun turut membantu. 


Kemudian, kami mengumpulkan wadah-wadah bekas yang bisa dijadikan media untuk menanam bibit tanaman nantinya. Kamu menemukan 3 wadah, karena ada tanaman yang akan ditanam langsung di tanah (tanpa pot), jadi kami merasa 3 wadah cukup. Sambil menunggu Abah menyiapkan cat untuk mengecat wadah bekas, saya dan haikal masih mencabut rumput.
Saya ambil beberapa cabe, rawit, tomat, dan bawang. 

Saya tunjukkan pada Haikal, bahwa ini yang Haikal sebut kemarin dan yang ingin Haikal tanam. Haikal tersenyum senang. Tidak lupa saya memberi tahu, bahwa tanaman ini ciptaan Allah. Dia akan tumbuh dengan baik atas izin Allah.
Cat sudah siap, dimulai dengan bismillah, dengan kemampuan seadanya Haikal mulai mengecat wadah-wadah yang sudah disiapkan tadi. 3 wadah selesai, lalu dijemur.



Maklumlah anak-anak, Haikal memilih menyudai jalannya proyek sampai sini, dan dia beranjak bermain dengan teman-temannya yang sedari tadi suaranya riuh terdengar bermain sepeda di jalan depan rumah. Okey kita lanjut esok, untuk memulai menanam benih yang sudah kita siapkan bersama. Semoga semua semakin antusias. Sambil menunggu kelahiran putra kedua yang tinggal menghitung hari menurut perkiraan. semoga sehat dan lancar. Aamiin.

Sabtu, 25 Maret 2017

FAMILY FORUM for SECOND PROJECT

FAMILY FORUM for SECOND PROJECT

#tantanganharike3
#gamelevel3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayIIP
#melatihkecerdasananak



Alhamdulillah masuk tantangan hari ke 3. Semoga bisa tepat sepuluh hari selesai, sambil nunggu launching anak kedua yang tinggal menghitung hari. Sambil menikmati cincau di siang hari yang sangat terik, saya dan 2 team lainnya membuka forum dengan santai serta mengalir. Berikut rincian percakapan bersama team hebat saya.

Nama Project : Membuat Kebun Sayur dan Buah Mini

Gagasan ini disepakati bersama mengingat ada sedikit lahan kosong d halaman rumah. Itulah sebabnya nama projectnya diselipkan kata mini. Memang sangat mini. Lahan tanah terbuka d halaman rumah kami luasnya 40x200 sentimeter, bukan meter๐Ÿ˜. Meski begitu, lahan seluas itu insya Allah masih bisa ditanami dengan baik. Abahnya sangat setuju dengan project ini dan juga antusias untuk mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan. Haikal pun setali tiga uang, ketika ditanya ingin menanam apa, Haikal menjawab cabe, tomat, buah naga๐Ÿ˜‚. Saya apresiasi pada apa yang mereka sampaikan. Semoga prosesnya bisa berjalan dengan baik, yaitu bisa menumbuhkan kecerdasan anak dalam berbagail hal, juga menambah kekompakan keluarga ini. Semoga juga, jika kebunnya hasil kesepakatan bersama, maka rasa tanggung jawab pun ada pada setiap anggota keluarga. Karena selama ini bukan tanah kosong itu dibiarkan, sudah ada tanaman di antaranya jahe merah,kencur, jeruk, jeruk tambulapot (tanaman buah dalam pot), cabe, dll. Namun karena yang memperhatikan saya sendiri, kadang tak terurus,misalnya ada rumput liar, hama yang merusak daun cabe dan jeruk, dan lain-lain. Haikal kadang iseng mencabut tanaman-tanaman yang ada untuk mainan. Abahnya mungkin tidak sadar ada tanaman-tanaman itu di halaman.
Pelaksanaan project ini sepertinya memerlukan waktu lama. Kami menargetkan waktu 3 hari dimulai dari family forum hari ini. Pada project kedua ini disepakati sebagai pimpinan project adalah Haikal. Dag dig dug juga, apa Haikal paham dan bisa menjalankan dengan baik. Namun jika tidak dicoba saya dan abahnya tidak akan pernah tahu. Haikal akan menjadi puncak tertinggi pengambil keputusan dan kesepakatan. Kami berharap bisa tumbuh jiwa kepemimpinannya untuk bekal hidup.
Waktu Pelaksanaan:
Hari pertama: family forum
Hari kedua: melaksanakan hasil kesepakatan pada family forum. Di antaranya, mengumpulkan kaleng, botol, dan benda apa saja yang bisa digunakan sebagai tempat tanaman tumbuh, terutama kala penyemaian benih. Wadah-wadah itu akan dihias terlebih dahulu supaya lebih eye catching. Kemudian mencari tanah yang baik serta membeli pupuk kompos. Dalam hal ini abahnya menjadi penampuk amanah pengumpulan alat dan bahan. Sedangkan saya mempersiapkan bibit-bibit dari bahan masakan di dapur, dan sebagian lagi akan kami beli di toko bibit tanaman.
Hari ketiga: mulai eksekusi
Jika tidak memungkinkan diselesaikan dalam tiga hari, mungkin ada penambahan waktu yang belum diketahui dan ditentukan durasinya.
Semoga tujuan dan target tercapai dengan baik.

Jumat, 24 Maret 2017

Master Mind First Project

MASTER MIND


#TantanganHarike2
#gamelevel3
#myfamilymyteam
#kuliahBunsayIIP

kebahagian itu bisa saja dalam bentuk sederhana. Tak perlu mahal, makan waktu, makan biaya. Tapi bagaimana kita memaknai kebersamaan dalam keluarga. Menikmati setiap detiknya dalam aktifitas yang bermanfaat. Mungkin sudah sering kita melakukan sesuatu secara bersama-sama dengan keluarga, tapi kita lupa untuk menyelipkan suatu tujuan yang bermanfaat baik untuk saat ini maupun saat yang akan datang. Seperti visi hidup saya, bahagia dalam kondisi apapun, dan ternyata hal itu mesti direncanakan dan disiapkan, begitu juga denga kegiatan bersama keluarga yang harus memiliki target atau tujuan ke depan. Hal ini supaya semuanya berdampak positif bagi setiap anggota keluarga.
Project perdana kami yaitu membuat Kue Sagu Keju Cintah. Insya Allah semua anggota keluarga terlibat dalam proses pembuatannya, entah itu di awal, tengah, maupun akhir. Hari ini, sambil sarapan, saya gali satu per satu hal-hal yang dirasakan oleh tim saya. Pertama, suami (abah), dia merasa senang dengan project ini, karena dengan dibuatnya kue ini, berarti ada stok camilan untuk keluarga. Yang lebih membuat dia senang adalah, project ini sudah sangat lama saya sampaikan dan inginkan, namun baru terealisasi saat ini. Saat harus mengeluarkan dana, tentu sangat tidak keberatan untuk kebahagiaan keluarga. Ada yang membuat suami merasa deg deg an, yaitu kala saya mengirim pesan bahwa salah satu bahan terindikasi agak apek. Dia khawatir saya kecewa dan sedih, namun alhamdulillah hasilnya baik. Bahkan sudah hampir habis kami nikmati dan disuguhkan pada tamu pengajian. Penggalian selanjutnya saya lakukan pada sulung kami, Haikal. Usianya yang masih 5 tahun belum bisa mengalir dalam menceritakan pengalaman yang dia rasa. Saya sebagai ummi mesti memancing agar dia terus cerita. Haikal bilang, dia senang bisa membantu ummi mencetak kue, menemani ummi melewati setiap prosesnya (red). Dan yang menurutnya sangat membahagiakan adalah, kue nya sangat enak (menurutnya). Bahkan Haikal menyebutnya Kue Lope. Hal yang paling saya tekankan dalam proses ini adalah rasa senang membantu dan sabar dalam melakukan sesuatu. Ini yang saya harap bisa tumbuh dalam dirinya hingga besar nanti. Kesabaran tentu saja diperlukan, misalnya ketika hasil cetakan tidak sempurna, namun Haikal tetap mau melakukannya.
Bagi saya, dua cerita pengalaman Haikal dan abahnya sangatlah membahagiakan. Itu berarti ada hal yang menarik dalam project yang kami lakukan bersama. Semoga esok bisa lebih baik dengan mengerjakan project sederhana namun sarat makna. Tujuan bisa tercapai dengan baik tanpa menonjolkan paksaan. Semua mengalir baik. Ini seru, sangat seru.
Welcome next project๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜.

Kamis, 23 Maret 2017

Project perdana

#projectperdana

#Gamelevel3
#KuliahbunsayIIP
#Melatihkecerdasananak


Membuat Kue Sagu Keju Cintah

Project awal sebagai pemanasan dan memancing semangat satu keluarga tentang kelas WA yang sedang diikuti dengan tujuan yang luar biasa cetar ngebeledug ๐Ÿ˜†.
Berikut rincian project yang insya allah hanya butuh satu hari saja
Nama project : Membuat Kue Sagu Keju Cintah
Pimpro           : Ummi
Assisten 1      : Haikal
Assisten 2      : Abah

Pertama dijelaskan oleh saya (ummi), bahwa tujuan dari project ini adalah menambah kekompakan dan keseruan dalam keluarga. Perkara membuat kue pun bisa menjadikan sebuah keluarga menemukan kebahagiaan terlepas dari hasilnya nanti. Ini project awal, di mana saya selaku pimpro mendominasi setiap proses utama pembuatan kue. Adapun selebihnya tentu saja dibantu Haikal dan abahnya. Abah selaku assisten 2 membantu menyediakan dana guna membeli bahan-bahan yang diperlukan, juga memastikan semua alat siap digunakan untuk (kompor,oven,dsb). Tugas tersebut sudah dijalankan dengan baik. Haikal selaku asisten 1 membantu saya menyetak kue dan memasukkan kue-kue yang sudah matang ke dalam toples. Dalam prosea pembuatan kue, saya dan Haikal mengobrol tentang kue yang kami buat. Tak pernah saya lewatkan untuk menyampaikan pada Haikal bahwa bahan-bahan ini dibeli atas rizki yang Allah beri, oleh sebab itu kita harus bersyukur. Setelah semuanya selesai, saya dan assisten 2 bekerja sama membagi tugas kembali. Saya membersihkan semua alat yang sudah digunakan dan abahnya menemani Haikal mewarnai gambat Robocar Poli.
Alhamdulillah… semua mengerti makna project ini yang tak sekadar bikin kue namun bisa dijadikan ajang saling menumbuhkan kasih sayang dan senang menolong.




Jumat, 17 Maret 2017

Aliran rasa game level#2

Aliran rasa game level#2

Kemandirian anak dalam segala hal adalah impian semua orangtua. Mulai dari usia dini sampai nanti ketika ia masuk dalam fase tak bisa lagi orangtua selalu ada. Rasa syukur yang teramat sangat selalu terpatri dalam hati saya. Saya mengikuti fotum betmanfaat yang mengajarkan saya banyak hal,menuntun saya untuk melakukan yang terbaik bagi keluarga. Semua bisa dan mesti diupayakan, itu yang menjadi kata kunci. Jika awalnya saya berpikir kemandirian anak bisa tumbuh dengan sendirinya, ternyata itu tidak tepat. Semua mesti ada rencana dan penerapan dalam kegiatan sehari-hari,juga diakhiri dengan evaluasi. Saat ini, target saya selanjutnya adalah menambah berbagai kemandirian sebagai bekal hidupnya serta menjaga konsistensi atas kemandirian yang telah tercapai. Jangan sampai, setelah game selesai, saya melupakan untuk menjaga kelestarian kemandirian anak saya. Semoga saya bisa istiqomah untuk melanjutkannya bagi anak-anak saya kelak.
Terbayang masih ada sepuluh game seru yang akan saya jalani. Semoga saya mampu melewati dan menjalankan dengan baik. Menjadi ibu yang baik, istri yang baik, tentu idaman semua wanita. Itu perlu proses dan upaya. Di kelas bunda sayang Institut Ibu Profesional, saya belajar banyak. Terima kasih ya Allah telah mengarahkan saya pada forum ini. Alhamdulillah...



Kamis, 09 Maret 2017

Hari ke 10

#harike10
#gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian

Konsistensi anak pada kemandirian yang telah dilatih pasti mengalami naik turun. Namun yang terpenting ada garis besar yang bisa diambil. Salah satunya anak senang melakukan pekerjaannya sendiri dan mungkin ada rasa bahagia ketika orangtuanya memberi kepercayaan bahwa dia bisa melakukannya sendiri.
Saya sebagai ibunya merasa bersyukur. Bagaimana tidak, dari hal-hal yang dilatih dan ditargetkan untuk menjadi kemandirian bagi anak,tak menemui rintangan yang berarti. Namun bukan juga sangat mudah. Semua dilakukan terencana dan fokus.
Hari ke sepuluh ini saya seperti mendapat tiga lotre sekaligus. Haikal anak sulung saya sudah mau membereskan mainannya tanpa "adu mulut" dan negosiasi panjang. Haikal juga sudah ajeg dalam hal MCK (mandi sendiri, buang air kecil sendiri, menyelesaikan urusan buang air besar sendiri, dan semuanya). Namun, tetap dalam pengawasan saya,karena masih ada hal-hal yang belum dapat ia sempurnakan. Lebih membahagiakan lagi ketika saya tak perlu repot menungguinya makan karena mesti disuapi. Dia sudah bisa sendiri. Alhamdulillah.

Rabu, 08 Maret 2017

Hari ke 9

#harike9
#gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian

Hari ini ada target tambahan yaitu mandiri dalam urusan makan. Meski tak bisa sempurna mulai dari mengambil nasi di penanak nasi sampai menyimpan bekas piring di tempatnya, bagi saya menyelesaikan makan tanpa disuapi,memotong lauk sendiri(seperti telur,ikan, ayam, dll) lalu mengambil minum sendiri, sudah merupakan hal yang luar biasa. Apalagi jika Haikal turut membantu mendadar telur. Dia ambul telur di kulkas, lalu mengambil mangkuk d rak, memecahkan telur, memberi garam dan mengaduknya. Dia ingin menunjukkan bahwa dia bisa dan dia sangat senang membantu ummi (duuh naak... Semoga sampai dewasa rasa senangmu terus ada,senang membantu ummi). Saya belum memberi kepercayaan mentalakan kompor dan menuangkan kocokan telur ke wajan dengan minyak panas. Haikal pun tak pernah meminta karena dia tahu kompor itu panas. Entahlah, apakah saya coba juga untuk dimandirikan dalam hal itu. Next time mungkin iya.


Hari ke 8

#harike8
#gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian

Melihat hari-hari Haikal yang sudah terlihat kemandiriannya, rasanya mungkin saya bisa mencoba kemandirian yang lain. Namun saya mesti sabar dulu. Biarlah dua terget tercapai dengan baik dan dilakukan secara lestari. Tak mudah hilang bahkan menjadi pembiasaan dalam hidupnya. Saya sangat senang ketika tak mesti lagi repot membereskan mainannya atau mengeluarkan emosi negatif saat dia lalai tdntang itu. Cukup satu kali saya katakan, dia kerjakan dengan baik. Bahkan lebih baik lagi. Selain membereskan mainannya, haikal memberi saya bonus dengan menyapu lantainya. Ini sangat membahagiakan. Setelah menyelesaikan semuanya, Haikal selalu ingin saya segera melihatnya. Apresiasi saya berikan, pujian dan pelukan mengembangkan senyum di wajahnya. Itulah anak-anak. Selalu ingin ada penghargaan atas kerja kerasnya sebagaimana ada hukuman atas kesalahannya. Sepertinya dia ingin dua hal itu seimbang dan konsisten. Saat dia bersalah dia menerima hukuman, saat dia menjadi anak baik maka dia merasa berhak mendapat penghargaan. Semoga saya dan suami menjadi orangtua yang konsisten akan hal itu. Aamiin.
#harike7
#gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian


Alhamdulillah, target hampir tercapai. Urusan MCK sudah sangat banyak perubahan. Tak perlu waktu lama untuk memintanya mandi karena ketika dia tahu bahwa akan mandi sendiri dia begitu bersemangat. Satu hal, saya belum menaruh alat-alat kebutuhan mandinya di tempat terjangkau. Jadi ketika dia hendak mandi saya turunkan semuanya. Banyak hal yang mesti saya evaluasi. Saya selalu lupa bahwa si sulung sudah berusia 5 tahun, dan termasuk mudah untuk diajarkan kemandirian karena memang jiwanya merasa sudah bisa. Tinggal bagaimana kepercayaan orangtua dan terus mendampingi untuk memberi arahan. Kejadian lucu yang akan selalu saya ingat yaitu ketika selesai memakai handuk,haikal (nama putra saya) menggosok kepalanya lalu muncullah buih. Ternyata si kepala tak digosoknya dengan Sempurna sehingga masih tersisa. Ah nak, bukan hasil yang ummi abah lihat,namun proses dan kerja kerasmu untuk menjadi mandiri. Saya harus terus menanamkan pada diri sendiri untuk percaya pada kemampuan anak. Dia mandiri, pasti bisa lebih mandiri lagi. Dalam banyak hal. Aamiin.

Jumat, 03 Maret 2017

#Harike6

Bismillah...
Dalam rangka mengurangi intervensi dalam mewujudkan kemandirian anak, maka posisi atau tata letak keperluan MCK anak pun dibuat terjangkau. Namanya orangtua, anak masih satu walau sudah 5th tapi masih berasa masih kecil, masih kadang belum percaya bahwa dia bisa (hal ini yang mesti ditepis dan dibuang jauh-jauh). Seperti menyikat gigi, kadang masih dilayani sikat dan pasta giginya lalu di gosok sendiri, padahal dia sudah bisa meengerjakan dengan tertib. Hal tersebut yang mesti diubah total. Memang jadinya sikat gigi tidak awet karena dia gigit-gigit.Untuk sampo, alhamdulillah sudah bisa menggunakan sendiri. sepertinya sudah lama, namun karena sang ortu (baca: saya :D) masih menganggap dia masih kecil, kadang dilayani lagi. namun kali ini, demi kemandirian saat ini dan selanjutnya saya akan mengurangi campur tangan, kecuali jika diperlukan.
Lagi-lagi tentang koordinasi tangan, anak saya belum bisa menggosok punggungnya dengan sabun. Dia bilang harus memutar kepalanya dulu baru bisa(ngakak saya denger dan lihat ekspresinya). Itu jawaban yang sama ketika saya minta dia mengelap punggungnya dengan handuk. Saya yakin dia akan bisa seiring berjalannya waktu.
Entah semua anak begitu atau bagaimana, hal yang juga penting untuk saya mandirikan terkait MCK adalah kesigapan dia untuk segera mandi. Bangun tidur, mesti intermezo dulu buka kulkas cari cemilan atau sekadar tiduran dekat pintunya. Hal ini pun terjadi di sore hari, pulang bermain ketika diminta untuk segera mandi, negosiasinya sangat panjang. Saya harus mencari cara untuk hal ini. Semoga esok lebih baik. Aamiin...

Mengubah Target

Bismillah...
Pada postingan #harike1 saya menargetkan 2 hal kemandirian untuk anak saya tercinta, yaitu mandiri dalam merapikan mainan dan tidak ngompol lagi. Target kedua saya ubah menjadi mandiri dalam MCK (mandi,cuci,kakus). mulai dari membuka pakaian sendiri sampai memakai pakaian sendiri. ini adalah hal yang sudah saya ajarkan sejak tahun-tahun sebelumnya. hanya saja saat ini saya akan benar-benar fokus pada pencapaian yang baik yang saya harapkan. kalau sebelum-sebelumnya tangan saya masih suka ikut campur karena terkadang gemas melihat anak kesulitan atau tidak konsentrasi, maka sekarang saya hanya akan memberi arahan apa saja yang mesti dilakukan. Yang saya lihat, tantangan pertama yang dihadapi anak saya adalah membuka baju bagian atas. Dia masih belum bisa mengkoordinasikan tangannya untuk membuka kaosnya (kecuali baju berkancing/kemeja). Jadi saat ini saya masih membantu membuka pakaian bagian atas. Tantangan selanjutnya adalah kegemarannya bermain air. Dari kecil hingga saat ini (5th) sangat senang bermiain air dan pasir. It's oke lah, biasanya dengan pendampingan saya atau abahnya, dia bisa mengefisiensikan waktu. Namun jika kebetulan saya sedang mengerjakan pekerjaan lain ketika dia mandi dan tidak fokus mendampingi, maka waktu yang habis bisa 15 menit atau lebih. Bermain air, sabun, mencuci mainan, menggosok lantai toilet, dan lain-lain. Jika sudah begitu, biasanya saya turun tangan. Nah, dalam target kemandirian saat ini, saya akan mengurangi intervensi (halah...hehehe) dan melibatkan diri dalam hal MCK.
Hal dasar yang sudah melekat dalam diri anak saya adalah, buang air kecil dan besar harus di lubang WC dan jongkok, meskipun dia laki-laki. Itu sudah saya tanamkan sejak kecil. Lalu, selesai MCK (terutama BAB) mesti mencuci tangan pakai sabun. Namun, meski sudah menjadi kebiasaan, tetap saja dia masih anak-anak yang hobi bermain, jika sedang bermain dan ingin ke toilet, dia melakukannya dengan buru-buru dan kadang lupa adab yang mesti dilakukan.
Well, semoga  target saya tercapai dengan baik. Ini dalam rangka menyambut adik pertama untuk si sulung. Tidak ada dua balita dalam satu rumah, jadi saya berharap ketika adiknya perlu banyak bantuan, kakaknya sudah lebih mandiri. aamiin
#harike 4
#gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#Melatihkemandirian


Awalnya saya tidak menargetkan diri saya untuk mandiri (karena merasa sudah mandiri ๐Ÿ˜‚). Kali ini di hari ke empat,saya memutuskan untuk segera memiliki blog. Berawal dari aplikasi google doc yang sedang tidak bisa diajak kompromi, maka saya memutuskan untuk membuat blog. Tahun 2011 saya sudah pernah membuat blog dengan nama lalasariendah.blogspot.com,namun karena lama tak dikendalikan maka saya pun lupa password akun tersebut. Hari ini,saya sudah membuat akun blog baru dengan nama yang sama hanya ditambahkan angka 22 di belakangnya,karena nama yang sama tidak bisa dibuat dua akun. Dalam hal ini, suami tercinta sedikit membantu, yaitu membuatkan akun gmail (jadi tidak mandiri total yah, hehe). Alhamdulillah pembuatan blog nya saya lakukan sendiri dengan tutorial dari grup Bunsay  IIP.
Semoga ini awal yang baik. Hobi menulis yang sempat terhenti semoga dapat diasah lagi melalui blog ini. Inilah salah satu manfaat yang saya rasakan dalam mengikuti grup IIP. Banyak ilmu dan pengalaman yang dibagi. Saya merasa masih sangat sedikit ilmu yang saya punya tentang kehidupan berkeluarga, mengurus anak, mengurus suami. Visi hidup saya adalah bahagia dalam kondisi apapun. Namun ternyata mewujudkannya tidak begitu saja, namun mesti dipersiapkan dan direncanakan. Alhamdulillah.

Kamis, 02 Maret 2017

#harike3
#gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian

Senin yang dinanti telah tiba. Setelah sebelumnya mendapat hukuman dengan tidak bermain lego selama 3 hari,alhamdulillah kemandirian dan konsistensinya sudah mulai terlihat. Ketika anak saya meminta mainan, maka saya mengingatkan agar dirapikan kembali. Dia menyanggupi. Dengan sigap dan tanpa harus diingatkan berkali-kali, mainan dirapikan seperti semula. Jika sebelumnya saya harus terus bicara,bahkan sedikit dengan ancaman, maka saat ini kondisinya sudah lebih baik.

Rabu, 01 Maret 2017

#Gamelevel2
#kuliahbunsayIIP
#melatihkemandirian

Hari kedua. Hmm… entah sedang masanya atau memang ada komunikasi yang mesti diperbaiki lagi. Target kemandirian membereskan mainan setelah bermain dengan sukarela dan kesadaran sendiri masih berjalan pelan. Namun saya tetap optimis. Semoga langkah saya kali ini tidak salah dan bisa membawa dampak baik buat anak. Di hari kedua,setelah mainan disimpan di atas lemari,anak saya minta tolong mengambil mainannya. Sebelum saya ambil,saya buat perjanjian dengannya, bahwa setelah bermain mesti dirapikan lagi tanpa ummi bicara berulang-ulang. Dia mengiyakan.
Waktu pun berlalu, anak saya sudah bosan bermain, dia lantas pergi bermain keluar lalu saya panggil. Saya menagih janjinya. Dengan banyak alasan, capek, lelah, ingin main di luar, anak saya ogah-ogahan membereskan mainannya. Kali ini pun saya mesti bicara berulang-ulang, “ayo aa semangat, ayo aa kan anak solih yang senang membantu umi, aa hamba Allah yang rajin salat” dll. Tetap saya, mainan yang berserakan sangat lama kembali rapi. Bahkan dia sempat bermain dulu di luar.
Ketika kembali merapikan, anak saya sedikit marah-marah. Akhirnya komitmen atas perjanjian dilanggar. Maka saya katakan, karena aa melanggar perjanjian, maka umi beri sanksi tidak boleh bermain lego sampai hari ahad.
Semoga tidak salah langkah, dan bisa membawa perubahan yang baik pada hari senin (27022017) nanti. Aamiin.
Cerita hari ini adalah sejarah masa depan. Rangkaiannya akan menjadi sebuah renungan dan pelajaran. Cerita akan selalu ada sampai kita tiada. Sejarah akan selalu ada meski cerita telah usai.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, saya mulai perhalanan cerita dari sini.